Hutan adat Papua merupakan bagian penting dari kekayaan alam Indonesia yang perlu dilestarikan dan dijaga keberlangsungannya. Namun, tantangan dan peluang dalam mengelola hutan adat Papua semakin kompleks di era globalisasi saat ini.
Menurut Dr. Adriana Sri Adhiati, seorang pakar lingkungan dari Universitas Indonesia, “Tantangan terbesar dalam menjaga hutan adat Papua adalah adanya tekanan dari pembangunan infrastruktur dan eksploitasi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan. Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat peluang untuk memperkuat keberlanjutan hutan adat Papua melalui pemanfaatan sumber daya secara bijak dan berkelanjutan.”
Salah satu contoh tantangan yang dihadapi hutan adat Papua adalah konflik atas hak kepemilikan dan pengelolaan hutan antara masyarakat adat dengan pihak-pihak eksternal. Menurut Yohanes Wenda, seorang tokoh masyarakat adat Papua, “Pemerintah perlu memberikan pengakuan yang lebih besar terhadap hak-hak masyarakat adat atas hutan yang mereka kelola secara turun temurun. Hal ini akan menjadi landasan kuat bagi keberlanjutan hutan adat Papua di tengah arus globalisasi.”
Dalam konteks globalisasi, hutan adat Papua juga memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sumber pendapatan ekonomi bagi masyarakat lokal. Hal ini sejalan dengan pendapat Dr. Arief Wijaya, seorang ahli kebijakan lingkungan dari Universitas Gadjah Mada, yang menyatakan bahwa “Pengembangan ekowisata dan pemanfaatan sumber daya hutan secara berkelanjutan dapat menjadi peluang bagi masyarakat adat Papua untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.”
Dengan demikian, tantangan dan peluang dalam mengelola hutan adat Papua di era globalisasi memerlukan kerja sama antara pemerintah, masyarakat adat, dan berbagai pihak terkait. Dengan memperkuat perlindungan hutan adat Papua dan memanfaatkannya secara bijak, diharapkan keberlangsungan hutan adat Papua dapat terjamin untuk generasi mendatang.