Strategi Indonesia dalam Menghadapi Sengketa Laut China Selatan telah menjadi topik hangat dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai negara maritim yang memiliki wilayah perairan yang strategis di sekitar Laut China Selatan, Indonesia harus memiliki strategi yang jelas untuk mengelola sengketa yang kompleks ini.
Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, “Indonesia memiliki posisi netral dalam sengketa Laut China Selatan dan mendukung penyelesaian yang damai berdasarkan hukum internasional, terutama UNCLOS.” Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia ingin menggunakan pendekatan diplomasi untuk menyelesaikan sengketa ini.
Salah satu strategi yang telah diimplementasikan oleh Indonesia adalah memperkuat kerjasama dengan negara-negara ASEAN dalam menghadapi klaim yang saling bertentangan di Laut China Selatan. Hal ini sejalan dengan upaya ASEAN dalam menciptakan Zona Perdamaian, Keamanan, dan Kesejahteraan di Laut China Selatan.
Menurut pakar hubungan internasional, Dr. Dinna Prapto Raharja, “Indonesia perlu terus memperkuat diplomasi maritimnya dan membangun kerjasama dengan negara-negara lain di kawasan untuk menghadapi sengketa Laut China Selatan.” Hal ini menunjukkan pentingnya bagi Indonesia untuk tidak terlibat secara langsung dalam sengketa tersebut, namun tetap berperan sebagai mediator yang aktif.
Selain itu, Indonesia juga perlu terus meningkatkan kapasitas pertahanan maritimnya untuk mengamankan wilayah perairan di sekitar Laut China Selatan. Hal ini penting untuk menjaga kedaulatan negara dan mencegah konflik yang dapat merugikan kepentingan nasional.
Dengan mengimplementasikan strategi yang tepat, Indonesia diharapkan dapat menghadapi sengketa Laut China Selatan dengan bijak dan menghasilkan solusi yang berkelanjutan. Sehingga, kedaulatan negara tetap terjaga dan perdamaian di kawasan dapat terwujud.